Halo sahabat tani !! Keterbatasan lahan yang kita miliki tidak harus menghentikan kreatifitas kita dalam budidaya pertanian. Dengan lahan yang sempit kita dapat berusaha tani dengan memakai sistem polybag. Dengan memakai polybag, tumbuhan dapat kita kelola lebih gampang baik pemupukan, penentuan jarak tanam, pencahayaan dan pengendalian hama penyakit.
Lidah buaya merupakan tumbuhan yang serba guna. Lidah buaya dapat kita manfatkan dalam kehidupan sehari-hari baik sekala rumah tangga maupun untuk kebutuhan industri pabrik. Untuk kebutuhan rumah tangga pengecap buaya dapat kita manfaatkan untuk pengobatan banyak sekali macam penyakit menyerupai penyakit mag (lambung), penyembuh luka, atasi luka bakar, untuk mengatasi herpes (dompo), atasi ketombe dll. Bisa juga kita gunakan sebagai materi minuman segar menyerupai nata de coco.
Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga pengecap buaya tidak perlu dibudidayakan secara luas dilahan, tetapi cukup memanfaatkan lahan pekarangan saja dan kita budidayakan dalam polybag. Oleh alasannya itu kali ini Mas Par akan sedikit mengulas perihal budidaya pengecap buaya dalam polybag di blog Gerbang Pertanian ini.
Ukuran Polybag
Sebenarnya ukuran polybag yang dipakai semakin besar akan semakin anggun untuk pertumbuhan tanaman. Akan tetapi semakin besar polybag akan semakin tidak efisien alasannya kita harus mengeluarkan biaya yang lebih besar baik untuk membeli polybag maupun untuk membeli media tanam. Menurut pengalaman Mas Par ukuran polybag yang paling minim dapat kita gunakan untuk budidaya pengecap buaya ialah dengan diameter 20 cm.
Media Tanam
Media tanam untuk memenuhi kebutuhan hidup pengecap buaya yang terbaik ialah tanah yang poros, oleh alasannya itu tanah yang akan kita gunakan untuk media tanam sebaiknya dicampur pasir. Perbandingan antara tanah, pupuk sangkar dan pasir dapat kita gunakan 1 : 1 : 2.
Cara Penanaman
Cara penanaman pengecap buaya cukup gampang tinggal kita ambil bibit pengecap buaya (anakan pengecap buaya yang masih kecil) kemudian kita tanam menyerupai tehnik menanam tumbuhan yang lain. Kuncinya jangan terlalu dalam alasannya akan menciptakan bibit menjadi wangi dan jangan terlalu dangkal alasannya bibit akan roboh.
Pemupukan
Dari pengalaman Mas Par pemupukan dapat dilakukan dengan NPK atau pupuk oganik saja. NPK dapat diberikan dua ahad sekali dengan takaran 2 gr/ polybag. Jika memakai pupuk organik sebaiknya memakai pupuk organik cair saja.
Penyiraman
Tanaman pengecap buaya tidak memerlukan air yang terlalu banyak. Pemberian air yang terlalu banyak justru akan menciptakan tumbuhan pengecap buaya akan membusuk. Penyiraman dimusim kemarau (tidak ada hujan) cukup sehari sekali saja. Sedangkan di animo hujan tidak perlu penyiraman.
Penempatan/ Pencahayaan
Lidah buaya memerlukan cahaya dan panas yang penuh sepanjang hari oleh alasannya itu pengecap buaya harus kita tempatkan pada lokasi yang lapang dan tidak terhalang. Dengan penempatan menyerupai itu pengecap buaya akan mendapat cahaya dan panas yang cukup.
Panen
Panen perdana untuk pengecap buaya dapat dilakukan sehabis umur 6 bulanan. Pemanenan dengan cara memetik dengan pisau pada helaian pengecap buaya yang paling bau tanah (daun yang paling luar).
Pengambilan Gel
Pengambilan gel pengecap buaya dapat dilakukan dengan banyak sekali cara, namun berdasarkan Mas Par yang paling gampang dengan cara membelah daun pengecap buaya dan mengeruk gelnya dengan sendok.
Dilahan pekarangan boleh kita tanami dengan banyak sekali macam tumbuhan hias tetapi tidak ada salahnya kalau kita juga membudidayakan tumbuhan pengecap buaya dalam polybag. Karena pengecap buaya ini sewaktu-waktu akan dapat kita manfaatkan untuk pengobatan pemberian pertama. Lidah buaya ini dapat kita budidayakan sebagai apotik hidup.
Mas Par
Comments
Post a Comment