Halo teman tani !! Tanah merupakan aset utama dalam budidaya. Tanah sangat menentukan tingkat pertumbuhan suatau tanaman. Karena begitu pentingnya tugas tanah dalam dunia pertanian maka tidak heran bila dalam kuliah pertanian ilmu tanah akan dipelajari minimal 6 bulan (1 semester). Dalam artikel kali ini Mas Par hanya akan membahas wacana tanah yang sakit dan bagaimana memperbaikinya memakai batuan zeolit.
Kesuburan sanggup digolongkan dalam tiga kelompok yaitu: kesuburan fisika, kimia dan biologi.
Untuk mengatasi menurunnya kesuburan tanah ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Termasuk dengan cara menunjukkan materi pembenah tanah. Bahan pembenah tanah ini antara lain ialah batuan alami zeolit.
Batuan zeolit ialah mineral alami berbahan dasar kelompok alumunium silikat yang terhidrasi logam alkali dan alkali tanah (terutama Na dan Ca). Batuan ini berwama abu-abu hingga kebiru-biruan. Para jago mineralogi menyatakan zeolit mengandung lebih dari 30 mineral alami. Diantaranya: Natrolit, Thomsonit, Analit, Hendalit, Clinoptilotit dan Mordernit.
Mineral ini berasal dari tufa bubuk vulkanis. Pertama kali ditemukan oleh mineralogist Swedia, Axel Frederick Crontstedt. Nama zeolit sendiri berasal dari bahasa Latin yang artinya kerikil yang mendidih. Karena salah satu karakternya melepas air yang dikandungnya waktu dipanaskan sehingga nampak mirip kerikil yang mendidih. Dengan pemanasan hingga 500 derajat C maka zeolit akan mengalami aktifasi, berupa kemampuan mengikat kation menjadi lebih tinggi. Kemampuan mengikat kation inilah yang akan banyak dibahas dalam penulisan problem zeolit ini.
Nilai KPK ini merupakan parameter tingkat kesuburan suatu jenis tanah. Maka apabila zeolit yang sudah diproses kemudian diberikan pada lahan pertanian akan meningkatkan nilai KPK tanah sekaligus meningkatkan kesuburan tanah. Nilai KPK ini akan memilih kemampuan tanah untuk mengikat (mengawetkan) pupuk yang diberikan.
Misalnya tanah dipupuk dengan Urea. Dalam tanah urea akan membentuk ion amonium (NH4+), ion ini apabila tidak diikat oleh tanah (zeolit) maka akan terbuang percuma lewat air irigasi. Dengan demikian unsur hara yang diberikan lewat pemupukan akan lebih efisien apabila tanah pertanian diberi zeolit. Zeolit tidak hanya mengawetkan unsur N saja, tetapi juga K, Ca dan Mg.
Kemampuan mengawetkan pupuk ini berarti akan menghemat biaya pemupukan. Secara bernafsu petani di eks Karesidenan Surakarta bisa menghitung apabila memakai zeolit maka akan menghemat pupuk sekitar 30 % dari takaran yang diberikan. Hal ini tanpa mengurangi produksi tumbuhan padi. Bahkan untuk tanah dengan kandungan P sedang hingga cukup selama tiga trend tanam berturut-turut petani tidak memakai pupuk P (TSP atau SP 36), hanya dengan menambahkan zeolit pada pupuk mereka.
Zeolit bisa menggantikan tugas pupuk P sebagai pupuk dasar. Zeolit ialah materi pedamping pupuk Urea, SP-36 dan KCI, bukan pengganti pupuk tersebut. Tetapi dalam bahasa bisnis sering dikatakan sebagai pupuk dasar (pupuk P) yang murah.
Secara kimia kandungan zeolit yang utama adalah: Si02 = 62,75%; A1203 =12,71 %; K20 = 1,28 %; CaO = 3,39 %; Na2O = 1,29 %; MnO = 5,58 %; Fe203 = 2,01 %; MgO = 0,85 %; Clinoptilotit = 30 %; Mordernit = 49 %. Sedangkan nilai KPK antara 80 – 120 me/100 gr, nilai yang tergolong tinggi untuk evaluasi tingkat kesuburan tanah. Nilai KPK ini akan memilih kemampuan materi tersebut untuk menyimpan pupuk yang diberikan sebelum diserap tanaman.
Secara umum fungsi zeolit bagi lahan pertanian adalah:
Menurunnya pH tanah berarti menurun pula tingkat kesuburan tanah.
Bahan organik juga mempunyai sifat mengikat dan tidak akan melepaskan unsur-unsur mikro (chellating agent) sehingga tumbuhan kekurangan unsur mikro (Fe, Mn, Cu dan Mo).
Penggunaan zeolit dalam lahan pertanian mirip memberi makan tumbuhan dengan wadahnya. Makara apabila tanah diberi pupuk dengan komplemen zeolit, maka ibaratnya zeolit ialah wadahnya dan pupuk ialah makanannya. Dengan demikian pupuk (makanan) yang diberikan pada tumbuhan akan selalu tersedia dan abadi alasannya tidak tercecer kemana-mana.
Potensi materi tambang zeolit di Indonesia sangat melimpah. Hampir setiap kawasan yang mempunyai pegunungan kapur maka disitulah kaya akan zeolit.
Kebanyakan zeolit di Indonesia didominasi oleh jenis mineral Mordernit dan Klinoptilotit. Misalnya untuk Jawa Tengah bab selatan terdapat di Kabupaten Wonogiri (sampai perbatasan dengan Gunung Kidul dan Kabupaten Klaten (Bayat). Untuk sanggup digunakan sebagai materi pembenah tanah maka zeolit harus diproses terlebih dahulu.
Proses tersebut secara sederhana sanggup dirangkai sebagai berikut:
Sebenarnya zeolit banyak diharapkan pada banyak sekali sektor industri. Mulai dari industri kertas, elektronika, deterjen, filter polutan dll. Bisa dihitung berapa juta ton pupuk bisa dihemat apabila penggunaan zeolit dicanangkan di seluruh Indonesia.
Demikian artikel wacana pembenah tanah dengan memakai batuan zeolit biar bisa bermanfaat penambah gosip dan wawasan pembaca semua.
Sukses Petani Indonesia !!
Mas Par
Pupuk Zeolit
Batuan Zeolit Sebagai Salah Satu Alternatif Bahan Pembenah Tanah
Kesuburan sanggup digolongkan dalam tiga kelompok yaitu: kesuburan fisika, kimia dan biologi.
Untuk mengatasi menurunnya kesuburan tanah ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Termasuk dengan cara menunjukkan materi pembenah tanah. Bahan pembenah tanah ini antara lain ialah batuan alami zeolit.
Batuan zeolit ialah mineral alami berbahan dasar kelompok alumunium silikat yang terhidrasi logam alkali dan alkali tanah (terutama Na dan Ca). Batuan ini berwama abu-abu hingga kebiru-biruan. Para jago mineralogi menyatakan zeolit mengandung lebih dari 30 mineral alami. Diantaranya: Natrolit, Thomsonit, Analit, Hendalit, Clinoptilotit dan Mordernit.
Abu Vulkanis
Mineral ini berasal dari tufa bubuk vulkanis. Pertama kali ditemukan oleh mineralogist Swedia, Axel Frederick Crontstedt. Nama zeolit sendiri berasal dari bahasa Latin yang artinya kerikil yang mendidih. Karena salah satu karakternya melepas air yang dikandungnya waktu dipanaskan sehingga nampak mirip kerikil yang mendidih. Dengan pemanasan hingga 500 derajat C maka zeolit akan mengalami aktifasi, berupa kemampuan mengikat kation menjadi lebih tinggi. Kemampuan mengikat kation inilah yang akan banyak dibahas dalam penulisan problem zeolit ini.
Nilai KPK ini merupakan parameter tingkat kesuburan suatu jenis tanah. Maka apabila zeolit yang sudah diproses kemudian diberikan pada lahan pertanian akan meningkatkan nilai KPK tanah sekaligus meningkatkan kesuburan tanah. Nilai KPK ini akan memilih kemampuan tanah untuk mengikat (mengawetkan) pupuk yang diberikan.
Misalnya tanah dipupuk dengan Urea. Dalam tanah urea akan membentuk ion amonium (NH4+), ion ini apabila tidak diikat oleh tanah (zeolit) maka akan terbuang percuma lewat air irigasi. Dengan demikian unsur hara yang diberikan lewat pemupukan akan lebih efisien apabila tanah pertanian diberi zeolit. Zeolit tidak hanya mengawetkan unsur N saja, tetapi juga K, Ca dan Mg.
Kemampuan mengawetkan pupuk ini berarti akan menghemat biaya pemupukan. Secara bernafsu petani di eks Karesidenan Surakarta bisa menghitung apabila memakai zeolit maka akan menghemat pupuk sekitar 30 % dari takaran yang diberikan. Hal ini tanpa mengurangi produksi tumbuhan padi. Bahkan untuk tanah dengan kandungan P sedang hingga cukup selama tiga trend tanam berturut-turut petani tidak memakai pupuk P (TSP atau SP 36), hanya dengan menambahkan zeolit pada pupuk mereka.
Zeolit bisa menggantikan tugas pupuk P sebagai pupuk dasar. Zeolit ialah materi pedamping pupuk Urea, SP-36 dan KCI, bukan pengganti pupuk tersebut. Tetapi dalam bahasa bisnis sering dikatakan sebagai pupuk dasar (pupuk P) yang murah.
Kandungan Utama:
Secara kimia kandungan zeolit yang utama adalah: Si02 = 62,75%; A1203 =12,71 %; K20 = 1,28 %; CaO = 3,39 %; Na2O = 1,29 %; MnO = 5,58 %; Fe203 = 2,01 %; MgO = 0,85 %; Clinoptilotit = 30 %; Mordernit = 49 %. Sedangkan nilai KPK antara 80 – 120 me/100 gr, nilai yang tergolong tinggi untuk evaluasi tingkat kesuburan tanah. Nilai KPK ini akan memilih kemampuan materi tersebut untuk menyimpan pupuk yang diberikan sebelum diserap tanaman.
Secara umum fungsi zeolit bagi lahan pertanian adalah:
- Meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air irigasi lahan persawahan.
- Menjaga keseimbangan pH tanah.
- Mampu mengikat logam berat yang bersifat meracun tumbuhan contohnya Pb dan Cd.
- Mengikat kation dari unsur dalam pupuk contohnya NH4+ dari urea K+ dari KC1, sehingga absorpsi pupuk menjadi effisien (tidak boros).
- Ramah lingkungan alasannya menetralkan unsur yang mencemari lingkungan.
- Memperbaiki struktur tanah (sifat fisik) alasannya kandungan Ca dan Na.
- Meningkatkan KPK tanah (sifat kimia).
- Meningkatkan hasil tanaman.
Menurunnya pH tanah berarti menurun pula tingkat kesuburan tanah.
Bahan organik juga mempunyai sifat mengikat dan tidak akan melepaskan unsur-unsur mikro (chellating agent) sehingga tumbuhan kekurangan unsur mikro (Fe, Mn, Cu dan Mo).
Penggunaan zeolit dalam lahan pertanian mirip memberi makan tumbuhan dengan wadahnya. Makara apabila tanah diberi pupuk dengan komplemen zeolit, maka ibaratnya zeolit ialah wadahnya dan pupuk ialah makanannya. Dengan demikian pupuk (makanan) yang diberikan pada tumbuhan akan selalu tersedia dan abadi alasannya tidak tercecer kemana-mana.
Tambang Zeolit:
Potensi materi tambang zeolit di Indonesia sangat melimpah. Hampir setiap kawasan yang mempunyai pegunungan kapur maka disitulah kaya akan zeolit.
Kebanyakan zeolit di Indonesia didominasi oleh jenis mineral Mordernit dan Klinoptilotit. Misalnya untuk Jawa Tengah bab selatan terdapat di Kabupaten Wonogiri (sampai perbatasan dengan Gunung Kidul dan Kabupaten Klaten (Bayat). Untuk sanggup digunakan sebagai materi pembenah tanah maka zeolit harus diproses terlebih dahulu.
Proses tersebut secara sederhana sanggup dirangkai sebagai berikut:
- Penambangan dari areal tambang berupa batuan bongkah-bongkah kerikil zeolit yang berwarna kelabu hingga hijau renta diambil dari lokasi penambangan.
- Aktifasi berupa pemanasan mirip layaknya memperabukan kerikil kapur. Dikehendaki untuk menyebabkan zeolit menjadi mineral aktif maka dipanaskan pada suhu minimal 500 derajat C.
- Penghancuran (chrussing). Dengan memakai jaw chrusser maka dari bongkah-bongkah batuan zeolit dipecah menjadi ukuran yang lebih kecil.
- Penghalusan (grinding dan screening). Proses ini bertujuan untuk mendapat bentuk tepung dari batuan zeolit. Ukuran yang dikehendaki untuk keperluan pertanian antara 80-100 mesh. Sedangkan untuk keperluan industri di atas 300 mesh.
- Granulasi. Untuk memudahkan aplikasi di lahan pertanian maka dari bentuk tepung dibentuk butiran (granulair). Ukuran granulasi ini biasanya antara 3 mm-5 mm. Bentuk butiran ini akan segera larut bila berada dalam air sehingga akan cepat bereaksi dengan pupuk yang diberikan.
- Pengemasan. Guna memudahkan dalam pengangkutan maka dari bentuk butiran ini dikemas dalam karung dengan berat 50 kg. Kemudian diberi brand sesuai dengan harapan masing-masing perusahaan.
Prospek Pengembangan
Daerah yang berpotensi untuk eksplorasi dan eksploitasi materi tambang tersebut seyogyanya mulai berbenah diri. Memanfaatkan potensi alam tersebut untuk pengembangan dan pembangunan wilayah.Sebenarnya zeolit banyak diharapkan pada banyak sekali sektor industri. Mulai dari industri kertas, elektronika, deterjen, filter polutan dll. Bisa dihitung berapa juta ton pupuk bisa dihemat apabila penggunaan zeolit dicanangkan di seluruh Indonesia.
Demikian artikel wacana pembenah tanah dengan memakai batuan zeolit biar bisa bermanfaat penambah gosip dan wawasan pembaca semua.
Sukses Petani Indonesia !!
Mas Par
Comments
Post a Comment