Skip to main content

Hasil Peremajaan Cabai Tidak Produktif

Halo sahabat tani !! 

Beberapa waktu yang kemudian Mas Par telah menulis artikel wacana peremajaan flora cabai yang tidak produktif di blog Gerbang Pertanian ini. Artikel tersebut merupakan hasil uji cobe Mas Par dalam polybag. Untuk mengetahui perlakuan yang lebih rinci wacana uji coba tersebut dapat dilihat pada postingan wacana peremajaan cabai tidak produktif.

Dengan perlakuan rutin baik pemupukan maupun pengendalian hama selama 3 bulan, seharusnya cabai sudah berbunga dan berbuah. Dengan perlakuan tersebut benih cabai yang kecil sudah dapat berbuah lebat.

Namun tampaknya tidak demikian dengan flora cabai bau tanah yang Mas Par uji coba. Batang cabai yang Mas Par pangkas sangat lambat tumbuh daunnya, padahal sudah Mas Par pupuk dengan nitrogen serta diberi perlakuan ZPT. Bunga yang keluar juga sangat lambat. Selain itu bunganya juga kecil-kecil. Tidak semua bunga dapat menyerbuk menjadi buah cabe. Hanya sebagian kecil yang dapat berhasil berbuah. Setelah berbuah Mas Par terus melaksanakan pemupukan. Namun tampaknya flora tersebut tidak merespon dengan cepat. Buah yang dihasilkan sangat kecil-kecil dan gampang rontok. 




Dari uji coba tersebut Mas Par dapat menyimpulkan bahwa jika peremajaan cabai bau tanah kurang efektif dalam skala polibag atau pot. Tetapi jika perlakuan di lahan Mas Par belum dapat menyimpulkan. Perlu diuji coba lebih lanjut. Ketidak berhasilan tersebut kemungkinan alasannya kondisi tanah dalam pot/ polibag sudah dipenuhi dengan akar. Sehingga perembesan nutrisi melalui akar tidak berjalan maksimal. Oleh alasannya itu bagi rekan-rekan yang menanam cabainya pribadi dilahan dihentikan berkecil hati, kemungkinan berhasil masih ada.

Tetapi ada bencana janggal yang perlu diperhatikan. Setelah merasa gagal dalam uji coba tersebut, jadinya flora cabai saya biarkan tidak terawat. Antara panas dan kekeringan flora cabai tersebut ternyata masih mencoba untuk tetap bertahan hidup. Dan yang aneh, saat memasuki trend hujan (sekitar bulan Desember) flora cabai yang Mas Par biarkan tidak terurus mau tumbuh lagi. Keluar daun-daun dan bunga-bunga baru. Akhirnya flora tersebut Mas Par pupuk lagi dan dapat tumbuh lagi walaupun tidak selebat flora baru. Tetapi tidak mengecewakan lah....

Mas Par kira itu saja yang dapat di sampaikan wacana hasil dari uji coba Mas Par wacana peremajaan flora cabai yang sudah bau tanah dan tidak produktif. Silahkan diambil kesimpulan sendiri. Semoga apa yang saya tulis ini dapat bermanfaat dunia akherat bagi petani Indonesia dan bagi Mas Par. 


 


         Mas Par

Comments

Popular posts from this blog

10 Jenis Jambu Air Terpopuler Di Indonesia

Jambu air yakni salah satu jenis buah yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Menurut Mas Par gerbang pertanian selain rasanya yang manis, kesejukan jambu air sangat menjadi pengecap selalu ketagihan. Katanya, jambu air itu berasal dari daerah Indo-Cina dan Indonesia ini terbukti dari banyaknya jenis jambu air yang tumbuh subur di Indonesia. Bukan hanya jenisnya tetapi memang tanaman jambu air sangat banyak ditemukan di daratan nusantara ini.   Jambu air berbentuk menyerupai lonceng di pecahan ujungnya terdapat mahkota atau kelopak buah. Warna buah ini bermacam-macam mulai dari putih, hijau, hijau kekuningan, merah muda, merah terang, hingga merah gelap. Kulit pecahan luarnya mengkilap menyerupai dilapisi lilin. Daging buahnya berwarna putih mengandung banyak air dan permukaan pecahan dalamnya menyerupai busa. Sejarah Jambu Air   Jambu air yakni tanaman buah tropis yang berasal dari daerah Asia Tenggara, banyak ditemukan di Indonesia dan Malaysia. Nama jambu air di...

Tani Wangsit Sukses - Cara Abnormal Para Petani Kaya Hidup Cerah Sejahtera

Dulu waktu saya masih kuliah, saya begitu 'jijik' (maaf) melihat kegilaan mereka, mual rasanya melihat cara kerja mereka. Bayangkan tiap inci tanah mereka begitu diperhitungkan, begitu berharga. Orang biasa mah buat pagar ya ditanami tumbuhan pagar, bisa pula pakai pagar bambu, pakai kawat berduri atau ditembok sekalian. Namun mereka memagari tanamannya dengan tumbuhan jeruk keprok yang berbuah lebat, dan mempersilahkan kalau ada yang mau. Pencuri mana yang masih tega masuk, lihat ranumnya buah jeruk di pagar? Mereka juga menanam tumbuhan tumpang sari dengan tumbuhan semusim, hasil panennya dibagikan begitu saja ke para tetangga sekitar....... Hidup ini rasanya begitu lezat buat mereka dan memang terbukti lezat kok. Dengan cara asing di atas saja.......kayaknya duduk kasus keamanan kebun yg menjadi 'sumber kejengkelan' kita sudah teratasi.  Yang paling asing lagi ialah memakai modal orang lain: tangan orang lain, tanah orang lain, pikiran orang lain dan tentu saja uang ...

Pengendalian Hama Wereng Secara Terpadu

Halo teman tani !!  Di awal tahun 2014 ini kawasan Mas Par kembali heboh oleh serangan hama wereng. Walaupun belum hingga kondisi terjangkit tapi menciptakan petani jadi agak panik. Bukan hanya petani, PPL dan POPT dan Mantri tani juga ikut melibatkan instansi mereka (Bapelluh & KP dan Dinas pertanian Kabupaten Banyumas) untuk bantu-membantu mengendalikan hama tersebut. Dan Alhamdulillah, tidak sia-sia, sekarang hama wereng sudah mereda. Hama wereng merupakan salah satu hama yang sangat ditakuti petani sesudah hama tikus. Menurut Mas Par, para petani menganggap jika hama wereng sangat sulit dikendalikan, hal ini disebabkan lantaran para petani biasanya mengetahui/ mengenal serangan wereng sesudah terjadi serangan parah. Tanaman padi telah memerah bahkan sudah terlanjur kering. Memang benar jika sudah terlanjur padi memerah/ mengering hama wereng niscaya sangat sulit di kendalikan.   Menurut Mas Par, sebetulnya ada beberapa tip pengendalian hama wereng secara terpa...