Halo sahabat tani !!! Kali ini Mas Par di blog Gerbang Pertanian akan membahas perihal bagaimana cara menanam sawi atau caisim yang tepat, namun demikian teknis budidaya tersebut tidaklah baku untuk dilakukan tetapi masih perlu dimodifikasi lagi supaya sesuai dengan kondisi lokasi setempat.
Kenapa tumbuhan sawi atau caisim ini menjadi pilihan alternatif untuk kita budidayakan ? Karena tumbuhan sawi atau caisim sangat gampang kita budidayakan dibanding tumbuhan sayuran yang lain. Selain itu sawi atau caisim berumur sangat pendek, hanya dalam waktu sekitar satu bulan kita sudah sanggup menikmati hasilnya.
Tanaman sayur merupakan salah satu tumbuhan andalan Negara Indonesia. Banyak sekali petani Indonesia yang membudidayakan aneka macam jenis tumbuhan sayuran.
Hal tersebut disebabkan lantaran iklim di Indonesia memungkinkan dikembangkan tumbuhan sayur-sayuran yang banyak jenisnya, baik sayur dataran rendah hingga sayur dataran tinggi. Sehingga kalau ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat sempurna untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran.
Di antara tumbuhan sayur-sayuran yang gampang dibudidayakan yakni caisim atau sawi lantaran caisim ini sangat gampang dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik.
Berbagai sajian makanan mewajibkan memakai sawi/ caisin ini menyerupai mie ayam, bakso, pecel, gado-gado dll. Setiap kawasan menyebut sawi atau caisim berbeda-beda menyerupai chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut sasawi orang banyumas caisim dll.
Selain sebagai sumber serat alami dan sayuran sehat sawi juga masih mempunyai banyak manfaat. Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, materi pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi yakni protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
KLASIFIKASI BOTANI SAWI ATAU CAISIM
Divisi : Spermatophyta.
Subdivisi : Angiospermae.
Kelas : Dicotyledonae.
Ordo : Rhoeadales (Brassicales).
Famili : Cruciferae (Brassicaceae).
Genus : Brassica.
Spesies : Brassica Juncea.
JENIS-JENIS SAWI ATAU CAISIM
Ada beberapa jenis tumbuhan sawi atau caisim yang perlu kita ketahui. Secara umum tumbuhan sawi biasanya mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma.
Sekarang ini masyarakat lebih mengenal caisim alias sawi bakso. Selain itu juga ada pula jenis sawi keriting dan sawi monumen. Caisim alias sawi bakso ada juga yang menyebutnya sawi cina., merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasar remaja ini. Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya yang renyah, segar, dengan sedikit sekali rasa pahit. Selain yummy ditumis atau dioseng, juga untuk pedangan mie bakso, mie ayam, atau restoran cina.
SYARAT TUMBUH SAWI DAN CAISIM
Meskipun tidak memerlukan syarat tumbuh tertentu akan tetapi ada batasan supaya tumbuhan sawi ini sanggup tumbuh maksimal. Sawi bukan tumbuhan orisinil Indonesia, berdasarkan asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia . Tanaman sawi sanggup tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga sanggup diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok yakni mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada kawasan yang mempunyai ketinggian 100 meter hingga 500 meter dpl.
Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga sanggup di tanam sepanjang tahun. Pada demam isu kemarau yang perlu diperhatikan yakni penyiraman secara teratur.
Berhubung dalam pertumbuhannya tumbuhan ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tumbuhan ini juga tidak bahagia pada air yang menggenang. Dengan demikian, tumbuhan ini cocok bila di tanam pada final demam isu penghujan.
Tanah yang cocok untuk ditanami sawi yakni tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik.
Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya yakni antara pH 6 hingga pH 7.
BUDIDAYA TANAMAN SAWI DAN CAISIM
Dari pengalaman Mas Par untuk membudidayakan tumbuhan sawi atau caisim bahu-membahu tidaklah sesulit tumbuhan sayur yang lain menyerupai cabai, tomat, terong dll. Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan mencakup proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman.
Sawi sanggup ditanam secara monokultur maupun tunmpang sari. Tanaman yang sanggup ditumpangsarikan antara lain : bawang dau, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara pribadi tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu.
Berikut ini akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan.
PEMBENIHAN SAWI DAN CAISIM
Benih tumbuhan sawi atau caisim sanggup kita buat sendiri ataupun kita beli dari kios pertanian. Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perjuangan tani. Benih yang baik akan menghasilkan tumbuhan yang tumbuh dengan bagus.
Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram.
Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman.
Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan usang penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya.
Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik yakni dengan alumunium foil.
Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, contohnya tumbuhan yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tumbuhan sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan contohnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diperlukan usang penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
CARA PENGOLAHAN TANAH UNTUK TANAM SAWI DAN CAISIM
Pada dasarnya tumbuhan sawi tidak menyukai genangan air, oleh lantaran itu kita harus memodifikasi supaya tanah tidak tergenang ketika hujan. Pengolahan tanah secara umum melaksanakan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pertolongan pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan. Akan tetapi kalau lokasi tanah kita tinggi tidak memakai bedengan juga tidak masalah.
Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari kawasan ternaungi, lantaran tumbuhan sawi suka pada cahaya matahari secara langsung.
Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 hingga 40 cm.
Pemberian pupuk sangkar fermentasi 3 - 5 ton/ha. Pupuk sangkar fermentasi diberikan ketika penggemburan supaya cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan.
Bila kawasan yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 hingga 4 ahad sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melaksanakan penggemburan tanah yaitu 2 – 4 ahad sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang dipakai yakni kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).
PEMBIBITAN TANAMAN SAWI DAN CAISIM
Tanaman sawi atau caisim tidak sanggup kita tanam pribadi dari benih lantaran akan mempunyai tingkat final hidup yang tinggi. Akan tetapi harus kita buat pembibitan terlebih dahulu. Pembibitan sanggup dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman.
Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter.
Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm.
Dua ahad sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk sangkar kemudian di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.
Cara melaksanakan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, kemudian ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, kemudian disiram dengan sprayer.
Setelah berumur 3 – 4 ahad semenjak disemaikan tumbuhan dipindahkan ke bedengan.
PENANAMAN SAWI DAN CAISIM
Hal terpenting pada penanaman sawi yakni kedalaman penanaman sawi atau caisim. Tidak boleh terlalu dalam atau terlalu dangkal.
Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah.
Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk sangkar 3 – 5 ton/ha, TSP 40 kg/ha, Kcl 15 kg/ha.
Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm.
Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, kemudian menciptakan lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm.
PEMELIHARAAN TANAMAN CAISIM DAN SAWI
Ada beberapa pemeliharaan tumbuhan sawi atau caisim yang perlu kita lakukan. Pertama-tama yang perlu diperhatikan yakni penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila demam isu penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melaksanakan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila demam isu kemarau datang kita harus menambah air demi kecukupan tumbuhan sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
Penjarangan dilakukan 2 ahad sehabis penanaman. Caranya dengan mencabut tumbuhan yang tumbuh terlalu rapat.
Penyulaman ialah tindakan penggantian tumbuhan ini dengan tumbuhan baru. Caranya sangat gampang yaitu tumbuhan yang mati atau terjangkit hama dan penyakit diganti dengan tumbuhan yang baru.
Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, diubahsuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 ahad sehabis penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.
Pemupukan komplemen diberikan sehabis 3 ahad tanam, yaitu dengan urea 20 kg/ha 1 ahad sekali hingga masa panen.
PENANAMAN VERTIKULTUR TANAMAN SAWI DAN CAISIM
Tanaman sawi dan caisim sangat cocok kalau kita budidayakan scara vertikultur lantaran mempunyai perakaran yang pendek. Langkah – angkah penanaman secara vertikul untuk tumbuhan sawi atau caisim yakni sebagai berikut :
Benih disemaikan pada kotak persemaian denagn media pasir. Bibit dirawat hingga siap ditanaman pada umur 14 hari semenjak benih disemaikan.
Sediakan media tanam berupa tanah top soil, pupuk kandang, pasir dan kompos dengan perbandingan 2:1:1:1 yang dicampur secara merata.
Masukkan adonan media tanam tersebut ke dalam polibag yang berukuran 20 x 30 cm.
Pindahkan bibit tumbuhan yang sudah siap tanam ke dalam polibag yang tersedia. Tanaman yang dipindahkan biasanya telah berdaun 3 – 5 helai.
Polibag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath House.
PENANAMAN HIDROPONIK TANAMAN SAWI DAN CAISIM
Selain dibudidayakan secara veltikulture tumbuhan sawi juga sudah biasa dibudidayakan secara hidroponik. (untuk mengetahui cara menciptakan larutan hidroponik secara organik silahkan lihat artikel Mas Par yang terdahulu). Langkah-langkah penanaman secara hidroponik untuk tumbuhan sawi atau caisim yakni sebagai berikut :
Siapkan wadah persemaian . Masukkan media berupa pasir halus yang disterilkan setebal 3 – 4 cm. Taburkan benih sawi di atasnya selanjutnya tutupi kembali dengan lapisan pasir setebal 0,5 cm.
Setelah bibit tumbuh dan berdaun 3 – 5 helai (umur 3 – 4 minggu0, bibit dicabut dengan hati-hati, selanjutnya kepingan akarnya dicuci dengan air hingga bersih, akar yang terlalu panjang sanggup digunting.
Bak penanaman diisi kepingan bawahnya dengan kerikil steril setebal 7 – 10 cm, selanjutnya di sebelah atas ditambahkan lapisan pasir berangasan yang juga sudah steril setebal 20 cm.
Buat lubang penanaman dengan jarak sekitar 25 x 25 cm, masukkan bibit ke lubang tersebut, tutupi kepingan akar bibit dengan media hingga melewati leher akar, usahakan posisi bibit tegak lurus dengan media.
Berikan larutan hidroponik lewat penyiraman, sanggup pula pertolongan dilakukan dengan sistem drip irigation atau sistem lainnya, tumbuhan gres selanjutnya dipelihara hingga tumbuh besar.
HAMA TANAMAN SAWI DAN CAISIM
Dari pengalaman Mas Par ada beberapa hama tumbuhan caisim yang perlu diperhatikan, akan tetapi hama-hama tersebut gampang dikendalikan. Beberapa hama yang perlu diwaspadai pada budidaya sawi atau caisim antara lain Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.). Ulat tritip (Plutella maculipennis).Siput (Agriolimas sp.).Ulat Thepa javanica.Cacing bulu (cut worm).
Hama-hama diatas sanggup dikendalikan dengan aneka macam insektisida golongan sipermetrin menyerupai buldok, matador atau decis. Atau memakai insektisida biologi atau nabati yang ada disekitar anda.
PENYAKIT TANAMAN SAWI DAN CAISIM
Selain rawan terjangkit hama tumbuhan sawi juga gampang terjangkit penyakit pada ketika demam isu hujan. Beberapa penyakit yang biasa menyerang tumbuhan sawi atau caisim yakni Penyakit akar pekuk.Bercak daun alternaria. Busuk berair (soft root). Penyakit embun tepung (downy mildew). Penyakit rebah semai (dumping off). Busuk daun.busuk Rhizoctonia (bottom root). Bercak daun.Virus mosaik.
Untuk mengendalikan aneka macam penyakit pada tumbuhan sawi berdasarkan pengalaman Mas Par cukup dengan menjaga kondisi kelembaban dan genangan air saja. Jika cuaca curah hujan tinggi sebaiknya tumbuhan sawi kita naungi dengan plastik sedangkan kalau kondisi lahan gampang tergenang sebaiknya kita buat guludan yang agak tinggi.
PANEN DAN PASCA PANEN CAISIM DAN SAWI
Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya.
Umur panen sawi paling usang 70 hari. Paling pendek umur 40 hari.
Terlebih dahulu melihat fisik tumbuhan menyerupai warna, bentuk dan ukuran daun.
Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tumbuhan beserta akarnya dan dengan memotong kepingan pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam.
Pasca panen sawi dan caisim yang perlu diperhatikan yakni :
1. Pencucian dan pembuangan kotoran.
2. Sortasi.
3. Pengemasan.
4. Penyimpanan.
5. Pengolahan.
Menurut Mas Par, tehnik budidaya caisim atau sawi yang ditulis diatas sifatnya tidaklah mutlak artinya tehnik budidaya diatas sangat memungkinkan untuk dimodifikasi disesuaiakan dengan kondisi alam dan iklim setempat serta ketersediaan biaya dan tenaga kerja kita.
Demikian cara teknis budidaya tumbuhan sawi atau caisim dari Gerbang Pertanian untuk petani Indonesia semoga sanggup bermanfaat bagi pembaca semua.
Sukses Petani Indonesia !!
Mas Par
Comments
Post a Comment