Halo teman tani !!`Kesadaran petani akan pentingnya pupuk organik sudah harus dibangun kembali. Sudah usang kita berbuat kesalahan dengan meninggalkan pupuk organik dan selalu mengandalkan pupuk kimia. Kita eksploitasi lahan pertanian kita tanpa kita sadari perbuatan itu telah merusak tanah dan ekosistemnya. Tidak ada keabadian yang sanggup diperoleh secara instan.
Lebih dari 60% lahan sawah di pulau Jawa telah mengalami degradasi kesuburan tanah (fisika, kimia dan biologi) yang diindikasikan oleh rendahnya kandungan materi organik (dibawah 1%). Dampak dari rendahnya kandungan materi organik (BO) ini antara lain tanah menjadi keras dan liat sehingga sulit diolah, respon terhadap pemupukan rendah, tidak responsif terhadap unsur hara tertentu, tanah menjadi masam, penggunaan air irigasi menjadi tidak efisien serta produktivitas tumbuhan cenderung rendah dan semakin sulit untuk ditingkatkan.
Hal ini disebabkan lantaran cara-cara pengelolaan lahan sawah dan ladang yang kurang tepat, sehingga tanah semakin tandus sementara pemberian pupuk buatan yang terus menerus, materi organik yang berupa jerami padi tidak dikembalikan ke lahan, tetapi dibuang atau dibakar, sehingga menimbulkan lahan menjadi miskin akan unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan serta memburuknya sifat fisik lahan.
Kondisi ini diperparah dengan pemakaian pestisida yang cenderung berlebihan dan tidak terkontrol, sehingga menimbulkan keseimbangan alam terganggu, musuh alami hama menjadi punah balasannya hama dan penyakit tumbuhan semakin tumbuh dan berkembang dengan pesat. Dampak lain yang tidak pernah disadari adanya residu pestisida pada hasil panen yang terus kita konsumsi.
Bahan kimia kini sudah over digunakan untuk keperluan pertanian, sehingga kondisi tanah petani yang dipakai bercocok tanam tak bertambah subur, tapi malah sebaliknya, tandus dan gersang. Pupuk an racun kimia ketika ini sudah mengancam kelangsungan hidup makhluk hidup. Tak hanya insan saja yang kena imbasnya, tapi makhluk hidup yang lain juga kena getahnya.
Hasil uji coba pupuk kimia dan pupuk organik, ternyata keuntungannya lebih banyak pupuk organik. Biaya produksinya lebih murah dibanding pupuk kimia, penggunaanmya lebih sederhana, harganya pun terjangkau bahkan cenderung gratis. Dan yang terpenting, pupuk organik sanggup menjaga unsur hara di dalam tanah, sehingga terdapat keseimbangan.
Berdasarkan hal tersebut makin berkembang alasan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan biar pembuatan pabrik-pabrik pupuk di dunia dikurangi atau dilarang sama sekali biar insan bisa terhindar dari malapetaka polusi. Upaya pembudidayaan tumbuhan dengan pertanian organik merupakan perjuangan untuk sanggup mendapat materi kuliner tanpa penggunaan pupuk anorganik. Dengan sitem ini diharapkan tumbuhan sanggup hidup tanpa ada masukan dari luar, sehingga dalam kehidupan tumbuhan terdapat suatu siklus hidup yang tertutup.
Jangan Tinggalkan Pupuk Organik
Secara umum, pupuk organik yakni pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik yang dihancurkan dalam proses fermentasi. Sumber materi baku organik ini sanggup diperoleh dari majemuk sumber menyerupai : kotoran ternak, sampah kota/ pasar, sampah rumah tangga non sintetis dan limbah-limbah pabrik makanan/minuman. Umumnya pupuk yang dibentuk dari bahan-bahan ini dikenal dengan nama pupuk kompos.
Biasanya untuk menciptakan pupuk kompos ini, ditambahkan inokulum mikroba yang membantu mempercepat proses penghancuran (dekomposisi). Sebetulnya tanpa dibantupun, alam dengan sendirinya akan mendekomposisi bahan-bahan organik tersebut dengan basil yang ada di alam, beserta pertolongan organisme renik lainnya.
Pupuk kompos mempunyai tingkat ikatan antar materi yang sangat jelek jikalau kita bandingkan contohnya dengan tanah (liat). Gumpalan tanah yang tidak mengandung humus, sangatlah padat dan gampang sekali mengeras. Padahal dalam proses tumbuhnya, tumbuhan memerlukan kawasan berpijak yang kokoh dan gembur. Di samping menyerap air dari dalam tanah, akar tumbuhan juga melaksanakan proses bernapas atau respirasi sama halnya dengan kita. Maka jikalau tanah kawasan tumbuh tersebut yakni tanah yang keras dan mempunyai tingkat kepadatan tinggi, tidak terdapat celah yang menjadi kawasan sirkulasi udara. Dengan diberikannya pupuk kompos di lahan pertanian, maka kompos akan bercampur dengan tanah untuk membentuk lapisan yang dikenal dengan humus, yaitu lapisan permukaan tanah yang kaya akan materi organik. Struktur tanah akan menjadi gembur dan tidak bergumpal. Dalam tanah yang gembur, banyak terdapat celah yang sanggup ditembus udara yang berarti sirkulasi udara di tanah menjadi lancar.
Ada satu hal lagi tugas penting pupuk kompos yang belum begitu disadari oleh banyak orang. Di samping sebagai penggembur tanah, pupuk kompos juga sebagai media kawasan hidup sejumlah besar basil (bioreaktor). Tanaman intinya menyerap kuliner dari dalam tanah dalam bentuk ion-ion. Sebenarnya di dalam tanah sendiri (juga di dalam materi organik lain) terdapat banyak unsur kuliner yang diharapkan tanaman. Tetapi unsur kuliner tersebut biasanya masih terikat dalam bentuk senyawa kompleks yang tidak sanggup diserap eksklusif oleh tanaman. Senyawa kompleks tersebut harus diurai lagi biar pecah menjadi ion-ion yang sanggup diserap oleh tanaman. Banyak basil yang hidup di dalam tanah sanggup melaksanakan proses pemecahan senyawa kompleks tersebut dan mengubahnya menjadi ion-ion atau unsur kuliner yang siap disantap oleh tanaman.
Mikroba tanah melaksanakan proses makan atas materi organik dan materi orisinil alam (seperti batu-batuan mineral) dalam kegiatan hidupnya. Ketika materi organik dan materi orisinil alam dimakan oleh bakteri, struktur senyawa kompleksnya pecah menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana atau dalam bentuk ion yang sanggup diserap oleh tanaman.
Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya yang dihasilkan oleh mikroba yakni enzim-enzim dan hormon serta vitamin sebagai hasil sekresi dalam proses metabolisme di dalam tubuhnya.. Juga banyak penyakit tumbuhan yang bisa ditekan lantaran keberadaan mikroba di dalam tanah. Sebenarnya masih ada lagi tugas mikro fauna (binatang-binatang kecil) yang juga berperan aktif dalam kesuburan tanah. Makara pada dasarnya, di lahan pertanian, di samping harus ada tanah kawasan tumbuhan menancapkan akarnya, diharapkan juga koloni kehidupan mikroorganisme di dalam tanah.
Tanah sangat kaya akan keragaman mikroorganisme, menyerupai bakteri, aktinomicetes, fungi, protozoa, alga, dan virus. Tanah pertanian yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada kegiatan mikroba tersebut. Sebagian besar mikroba tanah mempunyai peranan yang menguntungkan bagi pertanian, yaitu berperan dalam menghancurkan limbah organik, recycling hara tanaman, fiksasi biologis nitrogen, pelarutan fosfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen, dan membantu perembesan unsur hara. Organisme tanah mengubah materi tumbuhan yang sudah mati menjadi nutrisi yang berharga.
Kompos sebagai pupuk utama dalam pertanian organik akan menunjukkan bantuan yang terang terhadap kesuburan, kegemburan tanah dan mensuplai jutaan mikroba ‘baik’ ke dalam tanah. Kompos juga akan memasukkan beberapa vitamin, hormon dan beberapa senyawa penting untuk kesuburan tanaman. Peran ini tidak kita dapatkan dari pupuk sintetis yang petani beli dari kios obat pertanian.
Kenapa petani enggan memakai pupuk organik. Kendala penggunaan pupuk organik :
Hal paling utama yang menjadi keengganan petani memakai pupuk kompos yakni dilema jumlahnya. Akan diharapkan jumlah pupuk sangkar yang cukup banyak untuk mendapat nilai nutrisi yang mencukupi suatu luasan tertentu lahan pertanian. Sebagai contoh, petani sayur membutuhkan pupuk sangkar sejumlah 5 hingga 7 ton per hektarnya untuk satu kali demam isu tanam (kira-kira 3 bulan). Dan ini akan diharapkan lagi sejumlah volume yang sama atau berkurang sedikit pada demam isu tanam selanjutnya. Demikian juga untuk lahan sawah dengan sistem ‘SRI’, minimal dibutuhkan 8 ton per hektar untuk satu demam isu tanam. Suatu volume yang cukup besar.
Kendala yang kemudian timbul yakni mengenai penyediaan bahannya, jumlah tenaga kerja yang menangani proses pemupukan, transportasi pupuk tersebut dari sangkar (atau kawasan pengepulan) hingga ke lahan pertanian dan timbulnya gulma pada lahan pertanian yang diakibatkan oleh terbawanya biji-bijian di dalam pupuk sangkar tersebut. Hal ini mengakibatkan biaya perawatan tumbuhan menjadi mahal yang ujung-ujungnya akan meningkatkan biaya produksi pertanian.
Besarnya volume pupuk sangkar yang dibutuhkan untuk pemupukan, dikarenakan jumlah nutrisi yang terkandung di dalamnya (garam-garam mineral) terhitung kecil jikalau dibandingkan dengan kebutuhan tanaman.
Sebenarnya dengan kemajuan teknologi pertanian dan bioteknologi, kini ini sudah bisa dibentuk pupuk sangkar yang efisien. Di Pusat Penelitian Bioteknologi ITB, penulis telah menemukan formula mikroorganisme yang bisa mempercepat sekaligus meningkatkan kualitas kompos. Dengan pertolongan formula mikroorganisme ini proses fermentasi dan pengayaan unsur-unsur hara, efisiensi pupuk sangkar sanggup ditingkatkan. Sebagai hasilnya, penggunaannya tidak lagi harus dalam volume yang cukup besar. Dan yang lebih mengembirakan lagi, harga pupuk tersebut sanggup ditekan pada tingkat harga yang terjangkau oleh petani. Pupuk tersebut sanggup diaplikasikan dengan takaran yang setara dengan pupuk kimia, dengan kelebihan-kelebihan pupuk organik yang tidak sanggup diperoleh kalau memakai pupuk kimia.
Pada dasarnya penggunaan pupuk organik yakni suatu solusi sempurna untuk mengatasi kejenuhan tanah. Hal lebih penting yakni petani tidak akan bergantung lagi dengan keberadaan dan harga pupuk kimia yang seringkali raib dari pasaran dan dengan harga yang terus merangkak naik. Kemandirian petani akan pupuk sanggup menyelamatkan petani dari lilitan hutang dan jeratan ijon atau lintah darat yang keberadaanya makin marak. Kemandirian petani mutlak dibangun untuk mencapai kesejahteraan di pedesaan.
Mulai kini mari kita galakan penggunaan pupuk organik dan jangan pernah kita tinggalkan pupuk organik. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi rekan-rekan gerbang pertanian dan diri Mas Par. Artikel ini Mas Par sadur dari www.kunia.wordpress.com dan diedit seperlunya.
Mas Par
Comments
Post a Comment